ISI:
1.Hard News:
Lebih Tenang, Hari Ini Gunung Slamet Keluarkan 18 Embusan
SEMARANG, KOMPAS.com
- Aktivitas vulkanik Gunung Slamet dalam enam jam terakhir berjalan
lebih tenang. Demikian hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api
Slamet (PPGA), Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang,
dalam laporan harian, Sabtu, 13 September 2014 pukul 06.00 WIB - 12.00
WIB.
"Cuaca Gunung Slamet hari ini terang, angin juga tenang.
Gunung masih terlihat terhalang kabut," kata Kepala PPGA Gunung Slamet,
Sudrajat saat dihubungi Kompas.com dari Kota Semarang, Sabtu
(12/9/2014).
Saat kondisi cerah, kata Sudrajat, terlihat asap
putih tipis di atas ketinggian 200 meter yang melaju ke arah barat atau
ke arah Brebes. Dari sisi kegempaan, Gunung Slamet tercatat hanya
mengeluarkan 18 kali embusan. "Meski begitu, Gunung Slamet tetap dalam
kondisi siaga," paparnya.
Pada laporan hari Sabtu pagi, pukul
00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Slamet masih terhalang kabut, saat cerah
teramati embusan asap putih tipis setinggi 50-100 meter dari puncak dan
condong ke barat. Dari sisi kegempaan, terjadi 44 kali gempa embusan dan
enam kali gempa tremor.
Sementara berdasar pantauan dari Tim
Rescue Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Semarang yang bersiaga
di desa Gambuhan, aktivitas Gunung Slamet cenderung menurun dan stabil.
Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono mengatakan, aktivitas Gunung Slamet pagi ini terlihat lebih landai.
"Berdasarkan
pengamatan kami di Gambuhan sejak pukul 24.00 WIB sampai dengan pagi
ini tidak terdengar letusan. Hanya beberapa kali terlihat lava pijar
tapi relatif kecil sekali. Bahkan pagi ini clear, hanya teramati dua titik api kebakaran hutan", ujar Agus dalam siaran persnya yang diterima Kompas.com, Sabtu, (13/9).
Sejak
aktivitas Gunung Slamet meningkat, pihak SAR telah mengerahkan personel
untuk bersiaga di lima Kabupaten yang terdampak, Banyumas, Purbalingga,
Tegal, Brebes dan Pemalang
Sabtu, 13 September 2014 | 18:14 WIB
Penulis | : Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
Editor | : Kistyarini |
2. Soft News
Bank Dunia Prediksi Akan Terjadi Krisis Pekerjaan Global
Kamis, 11 September 2014 | 07:04 WIB
Penulis | : Sakina Rakhma Diah Setiawan | ||
Editor | : Bambang Priyo Jatmiko |
SYDNEY, KOMPAS.com
- Bank Dunia mengingatkan bahwa dunia akan menghadapi krisis lapangan
pekerjaan. Ini akan berdampak pada terganggunya pertumbuhan ekonomi, dan
sejauh ini belum ditemukan "resep yang manjur" untuk mengatasi masalah
tersebut.
Dalam studi yang dilaporkan pada Pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Pekerjaan G20 di Australia, Bank Dunia menyatakan setidaknya 600 juta lapangan pekerjaan dibutuhkan di seluruh dunia pada tahun 2030. Hal ini dilakukan guna mengimbangi pertumbuhan penduduk yang pesat.
"Ada sedikit kekhawatiran akan terjadi krisis lapangan pekerjaan global. Seperti dijelaskan pada laporan tersebut, ada kekurangan lapangan pekerjaan dan lapangan kerja yang berkualitas," kata Direktur Senior Bank Dunia untuk bidang Pekerjaan Nigel Twose seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/9/2014).
Lebih lanjut, Twose mengungkapkan pihaknya menemukan terjadinya ketidakseimbangan upah di antara negara-negara G20, meski perbaikan kondisi ekonomi telah terlihat di negara-negara berkembang.
Twose pun mengatakan, secara keseluruhan kondisi negara-negara berkembang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara maju dalam hal penciptaan lapangan kerja. Ini terutama didorong negara-negara seperti Tiongkok dan Brasil, namun prospeknya cenderung suram.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari 100 juta orang menganggur di negara-negara G20 dan 447 juta orang termasuk pekerja miskin, yang hidup hanya dengan 2 dollar AS per hari.
Lebih lanjut, Bank Dunia mengungkapkan, meskipun terjadi pemulihan ekonomi pada tahun 2013 dan 2014, pertumbuhan global diprediksi masih akan berada di bawah tren. Sementara itu, pelemahan pada pasar tenaga kerja menghambat konsumsi dan investasi.
Bank Dunia pun memperingatkan terjadinya risiko stagnasi upah riil di beberapa negara maju anggota G20. "Tidak ada obat mujarab untuk menyelesaikan krisis lapangan kerja ini, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perlu diciptakan tambahan 600 juta lapangan kerja baru pada tahun 2030 untuk mengimbangi pertumbuhan populasi dunia," papar Twose.
Dalam studi yang dilaporkan pada Pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Pekerjaan G20 di Australia, Bank Dunia menyatakan setidaknya 600 juta lapangan pekerjaan dibutuhkan di seluruh dunia pada tahun 2030. Hal ini dilakukan guna mengimbangi pertumbuhan penduduk yang pesat.
"Ada sedikit kekhawatiran akan terjadi krisis lapangan pekerjaan global. Seperti dijelaskan pada laporan tersebut, ada kekurangan lapangan pekerjaan dan lapangan kerja yang berkualitas," kata Direktur Senior Bank Dunia untuk bidang Pekerjaan Nigel Twose seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (10/9/2014).
Lebih lanjut, Twose mengungkapkan pihaknya menemukan terjadinya ketidakseimbangan upah di antara negara-negara G20, meski perbaikan kondisi ekonomi telah terlihat di negara-negara berkembang.
Twose pun mengatakan, secara keseluruhan kondisi negara-negara berkembang jauh lebih baik dibandingkan negara-negara maju dalam hal penciptaan lapangan kerja. Ini terutama didorong negara-negara seperti Tiongkok dan Brasil, namun prospeknya cenderung suram.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa lebih dari 100 juta orang menganggur di negara-negara G20 dan 447 juta orang termasuk pekerja miskin, yang hidup hanya dengan 2 dollar AS per hari.
Lebih lanjut, Bank Dunia mengungkapkan, meskipun terjadi pemulihan ekonomi pada tahun 2013 dan 2014, pertumbuhan global diprediksi masih akan berada di bawah tren. Sementara itu, pelemahan pada pasar tenaga kerja menghambat konsumsi dan investasi.
Bank Dunia pun memperingatkan terjadinya risiko stagnasi upah riil di beberapa negara maju anggota G20. "Tidak ada obat mujarab untuk menyelesaikan krisis lapangan kerja ini, baik di negara maju maupun negara berkembang. Perlu diciptakan tambahan 600 juta lapangan kerja baru pada tahun 2030 untuk mengimbangi pertumbuhan populasi dunia," papar Twose.
3. Opini :
Inilah Restoran Terfavorit di Indonesia
Selasa, 9 September 2014 | 18:19 WIB
Editor
: Ni Luh Made Pertiwi F
JAKARTA, KOMPAS.com - Wisatawan di Asia Tenggara
menyatakan bahwa mencicipi kuliner lokal asli selama liburan penting
atau sangat penting. Mereka yang menyatakan hal tersebut adalah 82
persen dari responden yang mengikuti survei terbaru dilakukan oleh
TripAdvisor.
TripAdvisor mengungkap nama-nama restoran paling atas yang menyajikan kuliner populer di Asia. Hal ini berdasarkan ulasan dan opini dari wisatawan TripAdvisor, dengan kriteria kualitas dan kuantitas ulasan untuk periode 1 Mei 2013 – 30 April 2014.
Sepuluh dari restoran terbaik di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Tiongkok, India, Jepang dan Korea menyajikan masakan lokal yang telah dikenal, menurut ulasan dan opini wisatawan di seluruh dunia.
“Kalau berkaitan dengan makanan, wisatawan TripAdvisor telah mengulas dan memberikan penilaian mengenai restoran terbaik untuk menikmati kuliner Asia yang populer,” kata spokesperson TripAdvisor Jean Ow-Yeong seperti termuat dalam keterangan tertulis.
Bali memiliki jumlah pemenang paling banyak dengan 9 dari 10 restoran dalam daftar untuk Indonesia dan satu pemenang dari Yogyakarta. Berada paling atas di daftar adalah restoran Merah Putih di Kerobokan Bali yang terkenal karena resep masakan Indonesia tradisional dan kontemporernya yang disajikan di restoran berdesain cantik. Satu pengulas TripAdvisor mengatakan bahwa, “Kami sangat terkesan dengan kualitas makanan yang disajikan. Kombinasi menarik dan makanan yang lezat di restoran yang mengesankan. Cobalah!”
Berada di posisi kedua adalah Warung Little Bird, mendapatkan penghargaan dari wisatawan Pantai Sanur karena harganya yang terjangkau. Satu pengulas TripAdvisor memuji, “Harganya sangat masuk akal untuk restoran kecil lokal Indonesia. Semua yang kami pesan sempurna dan memiliki intisari dan rempah khas Bali.”
Daftar 10 restoran Indonesia teratas di Indonesia.
1. Merah Putih Restaurant, Kerobokan, Bali
2. Warung Little Bird, Sanur, Denpasar, Bali
3. Bambu Restaurant, Seminyak, Bali
4. Kesuma Restaurant, Yogyakarta
5. Warung Apple, Singaraja, Bali
6. Putu’s Wild Ginger, Ubud, Bali
7. Gabah Restaurant & Bar, Kuta, Bali
8. Cafe Harmony Amed, Amed, Bali
9. Komang John’s CafĂ©, Amed, Bali
10. Padi Organic, Ubud, Bali
Sebagai sumber perjalanan, TripAdvisor menampilkan restoran untuk setiap destinasi dan preferensi makan malam selain variasi akomodasi dan daftar obyek wisata. Ada lebih dari 2,3 juta restoran di dunia di dalam TripAdvisor. Serta lebih dari 406.260 restoran di Asia termasuk lebih dari 13.665 restoran di Indonesia
Kuliner Asia yang paling dicari di TripAdvisor adalah masakan Tiongkok, diikuti oleh India, Jepang, Thai, Vietnam, Indonesia, Korea, dan Malaysia. Polling situs TripAdvisor dilaksanakan mulai tanggal 22 Juli – 13 Agustus terhadap 1.033 wisatawan di Asia Tenggara termasuk Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. (*)
TripAdvisor mengungkap nama-nama restoran paling atas yang menyajikan kuliner populer di Asia. Hal ini berdasarkan ulasan dan opini dari wisatawan TripAdvisor, dengan kriteria kualitas dan kuantitas ulasan untuk periode 1 Mei 2013 – 30 April 2014.
Sepuluh dari restoran terbaik di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Tiongkok, India, Jepang dan Korea menyajikan masakan lokal yang telah dikenal, menurut ulasan dan opini wisatawan di seluruh dunia.
“Kalau berkaitan dengan makanan, wisatawan TripAdvisor telah mengulas dan memberikan penilaian mengenai restoran terbaik untuk menikmati kuliner Asia yang populer,” kata spokesperson TripAdvisor Jean Ow-Yeong seperti termuat dalam keterangan tertulis.
Bali memiliki jumlah pemenang paling banyak dengan 9 dari 10 restoran dalam daftar untuk Indonesia dan satu pemenang dari Yogyakarta. Berada paling atas di daftar adalah restoran Merah Putih di Kerobokan Bali yang terkenal karena resep masakan Indonesia tradisional dan kontemporernya yang disajikan di restoran berdesain cantik. Satu pengulas TripAdvisor mengatakan bahwa, “Kami sangat terkesan dengan kualitas makanan yang disajikan. Kombinasi menarik dan makanan yang lezat di restoran yang mengesankan. Cobalah!”
Berada di posisi kedua adalah Warung Little Bird, mendapatkan penghargaan dari wisatawan Pantai Sanur karena harganya yang terjangkau. Satu pengulas TripAdvisor memuji, “Harganya sangat masuk akal untuk restoran kecil lokal Indonesia. Semua yang kami pesan sempurna dan memiliki intisari dan rempah khas Bali.”
Daftar 10 restoran Indonesia teratas di Indonesia.
1. Merah Putih Restaurant, Kerobokan, Bali
2. Warung Little Bird, Sanur, Denpasar, Bali
3. Bambu Restaurant, Seminyak, Bali
4. Kesuma Restaurant, Yogyakarta
5. Warung Apple, Singaraja, Bali
6. Putu’s Wild Ginger, Ubud, Bali
7. Gabah Restaurant & Bar, Kuta, Bali
8. Cafe Harmony Amed, Amed, Bali
9. Komang John’s CafĂ©, Amed, Bali
10. Padi Organic, Ubud, Bali
Sebagai sumber perjalanan, TripAdvisor menampilkan restoran untuk setiap destinasi dan preferensi makan malam selain variasi akomodasi dan daftar obyek wisata. Ada lebih dari 2,3 juta restoran di dunia di dalam TripAdvisor. Serta lebih dari 406.260 restoran di Asia termasuk lebih dari 13.665 restoran di Indonesia
Kuliner Asia yang paling dicari di TripAdvisor adalah masakan Tiongkok, diikuti oleh India, Jepang, Thai, Vietnam, Indonesia, Korea, dan Malaysia. Polling situs TripAdvisor dilaksanakan mulai tanggal 22 Juli – 13 Agustus terhadap 1.033 wisatawan di Asia Tenggara termasuk Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. (*)
4. Fakta :
Agung Laksono Minta Golkar Pertimbangkan Aspirasi Rakyat
Sabtu, 13 September 2014 | 18:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 Agung Laksono meminta Partai Golkar
mempertimbangkan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat terkait
rancangan undang-undang (RUU) pemilihan kepala daerah di DPR.
Dia meminta Golkar melihat apakah rakyat menginginkan pilkada secara langsung atau melalui DPRD.
"Kosgoro menyerahkan ke DPP Partai Golkar untuk memilih yang terbaik, dengan turut mempetimbangkan dan memperhatikan sungguh sungguh aspirasi dan saran yang berkembang dalam masyarakat," kata Agung saat berpidato dalam Musyawarah Pimpinan Nasional I Kosgoro 2014, di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (13/9/2014) sore.
Kendati demikian, Agung tidak menyebutkan pilihan apa yang menurut dia sedang berkembang dalam masyarakat saat ini. Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini hanya mengatakan, seharusnya pilkada dijalankan dengan mempertimbangkan sila ke-4 Pancasila dan Pasal 18 UUD 1945.
"Itu bunyinya Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih secara demokratis," ucap Agung.
"Kalau ada kelemahan itu sesuatu yang sudah pernah terjadi dan merupakan fakta sosial dan politik. Setiap sistem punya keunggulan dan kelemahan masing masing," ujar Agung.
RUU Pilkada saat ini tengah dibahas Panitia Kerja DPR. Mekanisme pemilihan kepala daerah menjadi salah satu poin di RUU tersebut yang mendapat sorotan.
Sebelum Pilpres 2014, tak ada parpol yang ingin kepala daerah dipilih oleh DPRD. Namun, kini semua parpol dalam Koalisi Merah Putih, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional, ditambah Partai Demokrat, malah mendorong agar kepala daerah dipilih oleh DPRD.
Para bupati dan wali kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) menolak tegas pilkada oleh DPRD.
Dia meminta Golkar melihat apakah rakyat menginginkan pilkada secara langsung atau melalui DPRD.
"Kosgoro menyerahkan ke DPP Partai Golkar untuk memilih yang terbaik, dengan turut mempetimbangkan dan memperhatikan sungguh sungguh aspirasi dan saran yang berkembang dalam masyarakat," kata Agung saat berpidato dalam Musyawarah Pimpinan Nasional I Kosgoro 2014, di Hotel Discovery, Ancol, Jakarta Utara, Minggu (13/9/2014) sore.
Kendati demikian, Agung tidak menyebutkan pilihan apa yang menurut dia sedang berkembang dalam masyarakat saat ini. Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini hanya mengatakan, seharusnya pilkada dijalankan dengan mempertimbangkan sila ke-4 Pancasila dan Pasal 18 UUD 1945.
"Itu bunyinya Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih secara demokratis," ucap Agung.
"Kalau ada kelemahan itu sesuatu yang sudah pernah terjadi dan merupakan fakta sosial dan politik. Setiap sistem punya keunggulan dan kelemahan masing masing," ujar Agung.
RUU Pilkada saat ini tengah dibahas Panitia Kerja DPR. Mekanisme pemilihan kepala daerah menjadi salah satu poin di RUU tersebut yang mendapat sorotan.
Sebelum Pilpres 2014, tak ada parpol yang ingin kepala daerah dipilih oleh DPRD. Namun, kini semua parpol dalam Koalisi Merah Putih, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional, ditambah Partai Demokrat, malah mendorong agar kepala daerah dipilih oleh DPRD.
Para bupati dan wali kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) menolak tegas pilkada oleh DPRD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar